Sorendiweri – Kegiatan Belajar pendidikan yang kian kompleks, sebuah inisiatif bernama Sekolah Rakyat hadir membawa harapan baru. Dirancang untuk menjangkau kelompok rentan dan masyarakat kurang mampu, Sekolah Rakyat akan memulai tahun ajaran barunya pada pertengahan Juli 2025 dengan semangat yang menyala-nyala.
“Dari total target, saat ini sudah ada 85 persen murid yang siap memulai sekolah di bulan Juli nanti,” ujar Ketua Tim Formatur Sekolah Rakyat, Mohammad Nuh , dalam konferensi di Kantor Kementerian Sosial, Jakarta.
Sekolah yang Merakyat, di 100 Titik Nusantara

Tidak seperti sekolah pada umumnya, Sekolah Rakyat tidak hanya ada di kota-kota besar. Sebanyak 100 titik lokasi di seluruh Indonesia disiapkan untuk menghadirkan pendidikan yang mudah dijangkau bagi anak-anak di daerah tertinggal, perbatasan, dan terpencil.
Baca Juga : Klasemen F1 2019 Usai Bottas Menangi GP Australia
Agar pelaksanaannya efektif, Kementerian Sosial menunjuk koordinator wilayah dan penanggung jawab lokal yang akan menyatukan langsung proses belajar-mengajar di lapangan.
“Kami ingin memastikan pelaksanaannya tidak hanya jalan, tapi juga berkualitas dan sesuai dengan semangat gotong royong,” jelas Nuh.
Ribuan Guru Disiapkan, Puluhan Kepala Sekolah Siap Bertugas
Tanpa tanggung jawab, Sekolah Rakyat menargetkan untuk merekrut 1.544 guru demi menghidupkan 365 kelompok belajar yang beroperasi. Selain itu, 53 kepala sekolah telah lolos seleksi ketat dan siap menjalankan peran sebagai pemimpin pendidikan di komunitasnya masing-masing.
Guru-guru yang direkrut tidak hanya berdasarkan kompetensi akademik, tetapi juga kepekaan sosial dan kemauan untuk mengabdi.
Teknologi dan Hati yang Bekerja Bersama
Yang membuat Sekolah Rakyat berbeda adalah pendekatannya yang menggabungkan teknologi dan nilai sosial . Kementerian Sosial telah membangun Learning Management System (LMS) berbasis digital yang memungkinkan seluruh aktivitas sekolah dipantau secara langsung oleh pemerintah pusat.
Nanti di meja Pak Menteri akan tersedia dashboard. Dari sana bisa langsung dilihat berapa siswa yang hadir, mata pelajaran yang diajarkan, hingga siapa guru yang mengajar. Semua termonitor secara online, tambah Nuh.
Dengan LMS ini, Sekolah Rakyat membuktikan bahwa sekolah berbasis komunitas pun bisa maju dengan sentuhan teknologi —tanpa kehilangan nilai kebersamaan dan empati sosial.
Lebih dari Sekadar Sekolah
Sekolah Rakyat bukan hanya tempat belajar membaca dan berhitung. Ini adalah ruang harapan. Sebuah jalan pembuka bagi anak-anak dari keluarga prasejahtera untuk bermimpi dan membangun masa depan.
pendidikan adalah hak semua orang, bukan hak istimewa segelintir orang .
“Kami ingin anak-anak Indonesia tumbuh bukan hanya dengan pengetahuan, tapi juga dengan harapan dan martabat,” – Mohammad Nuh
Jika kamu tertarik ikut terlibat dalam gerakan ini—sebagai relawan, guru, atau donatur—hubungi pihak penyelenggara di kanal resmi Kementerian Sosial. Karena pendidikan adalah tanggung jawab bersama.